Kumpulan puisi cinta: Desember 2011

Minggu, 04 Desember 2011





















Aku pernah berada disitu
Di satu penjuru yang berliku
Aku pernah sepertimu
Berada dipenjuru yang penuh buntu

Waktu itu,
Langit kelabu rasa cerah selalu
Angin yang berdebu berserakan diparu-paru
Tidak merasa haru
Tidak langsung celaru
Tapi rupanya aku ini seorang insan bisu
Bisu untuk berbahasa dgnNya Yang Maha Tahu

Perlahan-lahan pandangan yang berdebu
Ku kais satu persatu
Mengharapkan jalan yang kelabu dan buntu
Ada lorong yang dapat ku temu
Dan dihujung penjuru itu
Ada sinar yang menunggu
Sinar cahaya yang membawa ku mengenali Mu

Aku terharu
Kerana dalam alpa tetap jua ada cahaya
Dalam terlena masih jua dihidupkan semula
Sungguh benar,
Engkau Pemilik Segala Sesuatu
Engkau jua Pemilik Hati yang bersalut debu

Namun, Kau jernihkan dengan sinaran Nur yang terindah buatku...
Subhanallah...








Aku gurat Di pantai pasir
sebuah kata bersyair
tentang kerinduan ombak
akan pantai yang sunyi

Aku gurat di langit biru
sebuah kata yang bersajak
tentang kerinduan awan
akan bintang yang ceria

Aku gurat di gunung kokoh
sebuah kata yang bermakna
akan kerinduan kabut
akan udara yang sejuk

Aku gurat di hutan rindang
sebuah kata yang berarti
tentang kerinduan pohon jati
akan tanah yang subur

Aku hanya seorang penyair
aku hanya seorang penulis
aku hanya seorang pemimpi
aku hanya ingin hidupku berarti
Aku jaga dengan indah hidupku














Pancarannya kini telah berubah
Tanah tempatku tumbuh
Lautan jiwa yang melangkah
Kini berubah bentuk
Kepakkan sayap halangi sinarnya
Menjadi sebercak cahaya dan bayangan
Tepat di jalan ini
Jalan dimanku hidup bersama ribuan benih masa lalu
Ku kumpulkan pasir kenangan
Mengenang ceritaku
Cerita yang paling ku kenal
Dari kisah hidup yang terukir jelas
Dalam hati kayu ku
Di bawah cabang – cabangku
Bukti dari seribu asa
Semua kata – kata terlontar
Yang ku dengar jelas di relung hati ini
Selama akarku masih mencengkram tanah berbatu
Aelama daun – daun ini menjadi paying jiwa
Dan selam angin ini membelai batang rentaku
Ku siap mendengar mu
Tepat di sini di sisi jalan
Jalan kenangan
Akankah kelak ku dengar kembali kicauan burung
Yang menyayikan lagu alam hinggap di dahanku
Menghibur diriku yang sepi
Mungkin hari ini kan berlalu
Menjadi cerita hampa yang telah ku simpan
Hanya untuk cerita sunyi tak bernada…

shu picture




























widgets