Kumpulan puisi cinta: Mei 2012

Sabtu, 12 Mei 2012

Bertemankan sepi


Menunggu tanpamu
Sunyi seperti termanggu
merayap pada samar senja
Merasuk  rindu tersakiti
Bukan karena dendam
tapi karena malam begitu lambat
seperti takan kunjung datang















Bertemankan sepi
Saat kaki melangkah 
Begitu hampa
Menyusuri malam
hilang tanpa kendali
gelap seperti mengigit
bersembunyi dalam diri
Tak mengerti apa yang sedang ku cari

Saat kulihat rembulan diantara bintang
Dapat kurasakan sepi 
tanpa ku diberi pilihan 

Ingin kuraih mimpi agar ku dapat tenang 
 Kembali senang dan sunyi tak lagi datang 

Tapi angan pun sekedar biasan
 Keindahnya sementara tanpa batasan
Meninggalkan ku sendiri tanpa alasan

Akhirnya
kau biarkan ku sepi lagi
tak berkesudahan

Menatap Langit Malam yang Sunyi...


Menatap Langit Malam yang Sunyi...
(Diceritakan oleh Thawus Al-Yamani tentang doa seorang pemuda dipintu kaabah seraya berkata:) 

Tuhanku, gemintang langit-Mu telah tenggelam
Semua mata makhluk-Mu telah tertidur
tapi pintu-Mu terbuka lebar buat pemohon kasih-Mu


Aku datang menghadap-Mu
memohon ampunan-Mu
kasihi daku
perlihatkan padaku wajah datukku Muhammad saw
pada mahkamah hari kiamat

(kemudian ia menangis)

Demi kemuliaan dan kebesaran-Mu
Maksiatku tidaklah untuk menentang-Mu
Kala ku lakukan maksiat
ku lakukan bukan kerana meragukan-Mu
bukan kerana mengabaikan siksa-Mu
bukan kerana menentang hukum-Mu
Ku lakukan kerana pengaruh hawa nafsuku
dan kerana Kau ulurkan tirai untuk menutupi aibku

Kini siapakah yang akan menyelamatkan aku
dari azab-Mu
Kepada tali siapa aku harus bergantung
kalau Kau putuskan tali-Mu
Malang nian daku kelak
ketika bersimpuh dihadapan-Mu
kala si ringan dipanggil : Jalanlah
kala si berat dipanggil : Berangkatlah
Aku tidak tahu
apakah aku berjalan dengan si ringan
atau berangkat dengan si berat

Duhai celakalah aku
bertambah umur ku dan bertumpuk dosaku
tak sempat aku bertaubat kepada-Mu
sekarang aku malu menghadap Tuhanku

(ia menangis lagi)


Akankah Kau bakar diriku dengan api-Mu

wahai tujuan segala kedambaan

lalu, kemana harapku kemana cintaku

aku temui-Mu

dengan memikul amal buruk dan hina

diantara segenap makhluk-Mu

tak ada orang sejahat aku

(ia menangis lagi)

Mahasuci Engkau
Engkau dilawan seakan-akan Engkau tiada
Engkau selalu pemurah
Seakan-akan Engkau tak pernah dilawan
Engkau curahkan kasih-Mu pada makhluk-Mu
seakan-akan Engkau memerlukan mereka
Padahal Engkau duhai junjunganku
tidak memerlukan semua itu

(kemudian ia merebahkan diri bersujud. Thawus bercerita:
Aku dekati dia, aku angkat kepalanya dan ku  
letakkan pada pangkuanku. Aku menangis sampai airmataku membasahi pipinya. Ia bangun dan berkata, "Siapa yang menganggu zikirku? Aku berkata, "aku Thawus, wahai putra Rasul Allah. untuk apa segala rintihan ini? kamilah yang seharusnya berbuat seperti ini, kerana hidup kami bergelimang dosa. sedangkan ayahmu Hussain bin Ali, ibumu Fathimah Az-Zahra dan datukmu Rasulullah saw."

Ia memandangku seraya berkata, "Keliru kau Thawus. jangan sebut-sebut perihal ayahku, ibuku, dan datukku. Allah menciptakan syurga bagi yang menaati-Nya dan berbuat baik, walaupun ia hanya hamba sahaya dari Habsyi. Ia menciptakan neraka buat yang melawan-Nya walaupun ia bangsawan Quraisy. Tidakkah engkau dengar firman Allah - Ketika sangkakala ditiup, tidaklah ada hubungan lagi diantara mereka hari itu dan tidak saling meminta tolong. Demi Allah esok tidak ada yang bermanfaat selain amal soleh yang telah engkau lakukan)

Senja dikamar


Selama manakah aku akan bermimpi
asyik dan pasrah
Bak peputik dedaunan muda berguguran sebelum musim
Masih enak diulik lena
Meniti pelangi
berkilauan...anggun berjuta pewarna.

Tega aku berdiri disini bukannya sebagai seorang pejuang
Dan bukan pula seorang pujangga
Tetapi hanya seorang budak abdi
Yang mengadu kasih kepada Penciptanya

Senja dikamar itu menyaksikan betapa sepi
Seorang aku merendai rayon kepalsuan
Mengadai sutera iman

Sendiri
Bermonolog sepii
Bertanyakan tentang siapakah aku?
Berkonfrontasi tentang realiti
Dimanakah aku... sebenarnya
Dilangit biru atau dibumi nan gersang
Atau masih bersama rona-rona hitam
Kekabus...Dan awan gelap itu...

Sunyi itu sepi


Sepi itu sunyi
Sunyi itu sepi
Sepi dan sunyi adalah aku.

Dalam sepi aku sendiri
Dalam sunyi aku sendiri
Luka kecil tergurat tak kumengerti

Perlahan malam beranjak
Hening sunyi di sekitarku
Aku mencoba maknai kesendirianku
Dengan tafakur di hadapanMu.

Akhirnya kini kumengerti
Hanya Engkau yang mampu memaknai
Setiap langkah dan denyut jantungku
Setiap sepi dan kesendirianku.

Kini sepiku tak lagi sunyi
Sunyiku tak lagi sepi
sebab cintaMu telah rasuki segenap jiwaku
Riuh doa warnai kesunyianku.

kepada sebuah nafsu ( dari ribuan nafsu)



kepada sebuah nafsu ( dari ribuan nafsu)
Akulah yang telah membunuhmu dalam nyata dan dalam mimpi, wahai birahi berujud betina!!Tapi selalu kau mengejar mengepung menerkamDan bahkan menjerat!Kutikam kau!Kau terkam aku!Kututup seluruh pintuKau kepung akuKu berlariKau menjegal!Kukerahkan segenap serdadu!Kau sebar ribuan muslihat di tiap celah lengahku
Seperti bermain caturKurancang sepuluh langkah ke depanAku terjebak di langkah ke sebelas karena ternyata kau rancang dua puluh langkahDan aku kalah lagiAku lemahAku pasrahLa haula wala quwata ila billah....Allah bersamakuSerdadu cintanya pasti mengalahkanmu....!!

Keranda cinta


Tak pernah kubayangkan aku terdepak seperti ini. Luluh lantakkan hariku mengisi puisi hati yang selama ini mengiringi hatiku bernyanyi.
Nyanyian cinta yang selalu ku dendangkan bersamanya.
Aku tak tahu mengapa Tuhan tak mengijinkanku meniti hidup bersamanya. Meski titian yang kami lewati tidaklah kecil.
Onak dan duri berhasil kami lalui dengan perjuangan dan keyakinan. Aku mencintainya dengan apa adanya. Begitu juga dengan dirinya yang mencintaiku dengan sederhana. Banyak air mata tertumpah manakala harus menyusuri tepian hati yang berusaha memisahkan cinta kami. Tak banyak yang dapat kami ceritakan dari awal sampai ahkirnya kami harus berpisah. Aku tahu, kami hanya seorang hamba Allah yang mengikuti garis nasib bersama takdir. Dan aku salah satunya makluk yang tak kuasa melawan takdir itu.

Kau pergi meninggalkanku membawa sejuta luka dan kesakitan. Hanya batu nisan bertahtakan nama serta gundukan tanah merah yang masih membasah. Tak kuasa ku tumpahkan air mata, apalagi jeritan hati. Kepasrahanku pada nasib tak mampu ku ukur. Keikhlasanku melepasmu setinggi gunung. Dan aku mencoba menerima kenyataan ini seluas samudra.

Pergilah kasih...
Pergilah bersama pintalan do'a-do'aku.
Pergilah bersama untaian keikhlasanku. Aku bersamamu meski kini kita beda dunia. Aku bersamamu meski kita tak lagi berdua.

Kan kusimpan benih cinta yang pernah tumbuh.
Kan kusimpan pupuk cinta yang pernah menyuburkan kesetiaan kita.
Kan kujaga kesucian cinta kita sampai ke ujung nyawa.
Dan kan kusiram cinta kita sampai ku membenam di dasar bumi.
Aku mencintaimu di setiap desah nafasku.
Aku menyayangimu di setiap detak jantungku.
Dan aku mengasihimu seiring aliran darahku.

Keranda ini menjadi saksi bisu berahkirnya kisah cinta ini.
Keranda cinta ini jadi saksi terkulainya jasadmu.
Kan kusimpan rinduku di dalam keranda cinta.
Keranda cinta kita berdua.

Bila mula membina RINDU


Bila mula membina RINDU
Ada CINTA di Hatimu
Cuma HATI yang Tahu

Sayangnya HATI tiada suara tuk Berkata
Merayu pada lidah tuk Bicara
Bila lidah Membisu
HATI semakin Terharu

Bila sendirian lidah berkata CINTA
Suara lembut mendayu hingga ke SUKMA
MANIS diujung Telinga
CUMA diri yang dapat mendengar di QOLBU

TUK membujuk HATI pengobat RINDU
LAGI dipendam lagi MERINDU
CINTA mula meresap hingga di HATI
Indahnya RINDU ini sampai ke MATI

SEPI menyembah EGO DIRI
DERITA selalu SETIA bersama DIRI

Ke MASA yang tiada HENTI

Indahnya kehidupan saat kita mampu memahami dan mengertinya
dan terus berusaha menghadiahkan senyum
Walau dalam nyata,kitatak selalu dalam kegembiraan
Bersahabatlah dengan kehidupan
Jalanilah apa adanya ,penuh keridhoan dan sabarkanlah selalu hatimu
Maka engkau akan tumbuh menjadi jiwa yang kuat dan tegar
((Insyaallah))

Ingatlah!
TUHAN tidak menjanjikan hari-hari tanpa kepedihan
Tawa tanpa sedih
Panas tanpa hujan
Tetapi DIA menjanjikan kekuatan untuk menghadapi hari-hari sulit
Hiburan untuk tangisan
Kemudahan untuk kesulitan
Dan petunjuk untuk menjalani kehidupan
Dan TUHAN memberimu Pahala tanpa batas Dari KESABARANMU

Kado hati”:
“Barang siapa yang yang berusaha mensabar-sabarkan diri,maka ALLAh akan menjadikan dia seorang yang SABAR”

(^__^)

Smoga Allah menjadikan kita hamba-Nya yg senantiasa Sabar......


widgets