Aku pernah berada disitu
Di satu penjuru yang berliku
Aku pernah sepertimu
Berada dipenjuru yang penuh buntu
Waktu itu,
Langit kelabu rasa cerah selalu
Angin yang berdebu berserakan diparu-paru
Tidak merasa haru
Tidak langsung celaru
Tapi rupanya aku ini seorang insan bisu
Bisu untuk berbahasa dgnNya Yang Maha Tahu
Perlahan-lahan pandangan yang berdebu
Ku kais satu persatu
Mengharapkan jalan yang kelabu dan buntu
Ada lorong yang dapat ku temu
Dan dihujung penjuru itu
Ada sinar yang menunggu
Sinar cahaya yang membawa ku mengenali Mu
Aku terharu
Kerana dalam alpa tetap jua ada cahaya
Dalam terlena masih jua dihidupkan semula
Sungguh benar,
Engkau Pemilik Segala Sesuatu
Engkau jua Pemilik Hati yang bersalut debu
Namun, Kau jernihkan dengan sinaran Nur yang terindah buatku...
Subhanallah...
Aku gurat Di pantai pasir
sebuah kata bersyair
tentang kerinduan ombak
akan pantai yang sunyi
Aku gurat di langit biru
sebuah kata yang bersajak
tentang kerinduan awan
akan bintang yang ceria
Aku gurat di gunung kokoh
sebuah kata yang bermakna
akan kerinduan kabut
akan udara yang sejuk
Aku gurat di hutan rindang
sebuah kata yang berarti
tentang kerinduan pohon jati
akan tanah yang subur
Aku hanya seorang penyair
aku hanya seorang penulis
aku hanya seorang pemimpi
aku hanya ingin hidupku berarti
Aku jaga dengan indah hidupku
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda