Kumpulan puisi cinta: Serbaris Hujan

Kamis, 23 Juni 2011

Serbaris Hujan



Pada sebaris hujan, kita masuki cakrawala
dengan payung terbuka
tanpa layung senja. Terpa angin meninggalkan
jejak dingin di dada.
Engkau menggigil di jantungku.

Jutaan tetes air beterbangan
seperti tangis terbebas dari kesedihan
seperti bungabunga
tumpah dari jambangan. Mengisi hatimu yang bimbang
mengubah rintihmu jadi tembang. Rintik merdu.

Sebulir hujan menggantung di ujung payung
seukir kilau, sesafir cahaya
yang tersimpan. Sebutir doakah?
Kumasuki kelambu hujan
Airmatamu menggenggam rindu.

Waktu mendesak. Serasa singkat.
Rembang pun lewat, saat benderang lampulampu
… dan hujan berpamitan di ambang senja
perlahan menutup payung kita
dengan kecup

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda


widgets